Jumat, 02 Desember 2016

LADA SEBAGAI TANAMAN SELA KARET



LADA SEBAGAI TANAMAN SELA KARET


Lada pada Kebun Karet
 Harga komoditas lada saat ini sengat menjanjikan sehingga di beberapa wilayah indonesia banyak petani yang membudidayakan lada.  Untuk meningkatkan nilai ekonomi laha dapat dikembangkan pola agroforeStri untuk menambah jenis tanaman didalam lahan.  Untuk luas lahan yang sama akan dihasilkan nilai ekonomi yang lebih besar.

Bagi petani lada yang pemilikan lahannya terbatas, pada saat ini ingin mengembangkan komoditas yang memiliki nilai jual yang tinggi dan stabil. Berdasarkan kondisi ini, beberapa petani yang pemilikan lahannya tidak terlalu luas, mulai mengembangkan dua komoditi tersebut, yaitu dengan menanam lada sebagai tanaman sela karet, jadi mengusahakan pola tanam karet dan lada (tumpangsari). Pola tanam lada sebagai tanaman sela karet sudah dilaksanakan di Barzil dan Cina. Hasil penelitian di Brazil menunjukkan bahwa dengan penanaman lada sebagai tanaman sela karet dengan jarak tanam 5 m x 3 m, perkembangan jamur Phytophthora pada tanaman lada dapat ditekan, dan tidak ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi dari kedua tanaman tersebut

Pola tanam ini dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lama, yaitu sama dengan umur produktif karet (30 tahun). Kondisi ini disebabkan teknik budidaya lada yang dikembangkan adalah dengan menggunakan tiang panjat hidup dan dibiarkan sampai tinggi (10 – 15 m), sehinga tanaman lada juga dapat merambat setinggi pohon panjatnya. Pohon panjat yang umum digunakan adalah dadap (Erytrina spp), gamal (Glyricidia maculata) dan kapuk atau randu (Ceiba pentandra).

Produksi lada dalam pola karet - lada turun sekitar 25%, hal ini cukup wajar karena populasi tanaman lada yang lebih sedikit, sedangkan tidak terlihat pengaruh tanaman lada terhadap pertumbuhan karet seedling.  Pada saat tanaman karet berumur 9 (sembilan) dan 10 tahun, pertumbuhan lilit batangnya sedikit tertekan dengan adanya tanaman lada sebagai tanaman sela karet, yaitu rata-rata tertekan sekitar 5 cm. Kemungkinan besar pengaruh yang ditimbulkan bukan oleh tanaman lada saja, tapi dari tanaman tiang panjatnya juga. Oleh karena itu, untuk pengembangan teknologi ke depan perlu tinga panjat hidup yang memiliki pengaruh kompetisi yang sedikit, yaitu dengan tanaman dadap cangkring.

Tanaman karet yang ada di daerah penelitian sebagian besar merupakan tanaman seedling (biji sapuan), sehingga memiliki potensi produksi yang sangat rendah dan matang sadapnya terlambat. Rata-rata produksi karet yang terdapat tanaman sela ladanya adalah 597 kg/ha/tahun karet kering, sedangkan produksi karet tanpa tanaman sela sebesar 620 kg/ha/tahun karet kering. Perbedaan produksi karet sebagai akibat adanya tanaman lada rata-rata hanya 23 kg/ha/tahun atau 3.5%, jadi sangat sedikit sekali perbedaannya.

Efek dari pengunaan tiang panjat yang tidak dilakukan pemangkasan atau dibiarkan tinggi dalam pola karet - lada, maka tanaman lada dapat merambat tinggi dan mencari sinar matahari sesuai kebutuhan fontosintesisnya. Kondisi mengakibatkan lada dapat bertahan lama sebagai tanaman sela karet. Pada pola karet - lada produksi lada menjadi lebih rendah sebesar 25 % bila dibandingkan dengan produksi pada tanaman monokultur. Rendah produksi lada pada pola karet - lada disebabkan oleh : jumlah tanaman lada sebagai tanaman sela lebih rendah dari jumlah tanaman monokultur dan adanya kompetisi unsur hara, udara (CO2) dan cahaya matahari antara tanaman lada dengan tanaman karet. Meskipun demikian, produksi lada sebagai tanaman sela dapat mencapai 5000 – 5500 kg/ha/tahun pada saat tanaman karet berumur 20 dan 21 tahun.

Kendala utama yang dihadapi petani bagi pengembangan pola karet - lada adalah : rendahnya tingkat pengetahuan mengenai teknologi budidaya karet; kesuburan tanah yang sangat rendah dan belum ada penangkar bibit karet yang dapat menyuplai kebutuhan bahan tanam karet klon unggul di daerah sekitar sentra lada.

Sumber  :
http://info-perkebunan.blogspot.co.id/2010/04/lada-sebagai-tanaman-sela-karet.html

Minggu, 27 November 2016

WANATANI KARET

WANATANI KARET

Agroforestri Karet Dengan Tanaman Buah

Wanatani atau sering disebut agroforestri adalah istilah kolektif untuk sistem-sistem dan teknologi-teknologi penggunaan lahan, yang secara terencana dilaksanakan pada satu unit lahan dengan mengkombinasikan tumbuhan berkayu (pohon, perdu, palem, bambu dll) dengan tanaman pertanian da/atau hewan (ternak) dan/atau ikan, yang dilakukan pada waktu bersamaan atau bergiliran sehingga terbentuk interaksi ekologis dan ekonomis antara berbagai komponen yang ada.

Secara tradisional sebagian besar kebun karet rakyat di indonesia dibangun melalui sistem tebas-tebang- bakar baik dari hutan sekunder maupun hutan karet tua.  Tanaman karet asal seedling/ biji sapuan ditanam secara tidak beraturan dengan kerapatan tinggi.  Kemudian, selama dua sampai tiga tahun pertama ditumpangsarikan dengan tanaman pangan.  Pengelolaan kebun dilakukan secara ekstensif, dengan penyiangan minimal tanpa pemupukan yang berarti sehingga berbagai vegetasi bekas hutan sekunder tumbuh secara alami bersama dengan tanaman karet.  Kondisi demikian menyebabkan pola kebun karet menyerupai hutan dengan dominasi tanaman karet, sehingga sistem ini dikenal juga sebagai hutan karet.

 Pye dan Smith (2003) dari World agroforestry Centre mengklasifikasikan sistem berbasis karet di indonesia berdasarkan intensitas pengelolaan.  Perkebunan karet monokulur yang dikelola secara intensif memiliki kurang dari 1% pohon non karet yang tumbuh secara alami di lahan.  Pada agroforestri karet sederhana, pohon non karet yang sengaja ditanam atau hasil regenerasi alami yang dipertahankan menempati sepertiga dari luas lahan, terdiri dari 5 - 20 spesies non-karet dengan tinggi lebih dari 2 meter, dan terdiri dari 5 - 20 spesies pohon non-karet yang memiliki tinggi sama dengan pohon karet atau lebih tinggi dari pohon karet yang ada.

Agroforest karet kompleks memiliki minimal sepertiga dari total luas lahan ditempati oleh spesies pohon selain karet. Sistem ini memiliki lebih dari 20 spesies non-karet dengan tinggi lebih dari 2 meter dan lebih dari 20 spesies pohon non-karet setinggi atau lebih tinggi dari pohon karet. Sistem agroforest karet yang sangat kompleks di daerah Jambi disebut sebagai kebun karet tua dan di Kalimantan Barat dikenal dengan nama tembawang. Pada sistem ini, minimal dua pertiga dari total luas lahan ditempati oleh spesies pohon non-karet yang menghasilkan produk-produk lain seperti buah-buahan, resin, kayu, obat-obatan yang mungkin memiliki nilai lebih penting bagi para petani daripada getah karet. Kebun karet tua merupakan tahap terakhir dari siklus kebun karet sebelum ditebang dan ditanami ulang dengan karet atau tanaman pertanian lainnya.

Para peneliti telah merancang tiga sistem agroforestri karet (RAS - Rubber Agroforestry Systems) dengan tujuan untuk mengintensifkan sistem dengan hasil rendah yang saat itu dipraktikkan oleh sebagian besar petani pada tingkat yang bervariasi.

Sistem yang paling kurang intensif dikenal sebagai RAS 1 yaitu mirip dengan sistem karet campur yang ada saat ini dengan satu perbedaan yang terlihat jelas.  Para petani menggunakan karet klon berproduksi tinggi  bukan karet liar yang rendah produksinya. Untuk mengurangi biaya pembangunan kebun karet tipe RAS 1, pada tahun pertama para petani menanam tanaman pangan di antara tanaman karet. Penyiangan hanya dilakukan di antara barisan pohon karet dan vegetasi alami dibiarkan tumbuh di antara barisan karet. Para petani juga didorong untuk memilih dan mempromosikan spesies bermanfaat lainnya yang merupakan sisa-sisa dari sistem kebun karet tua sebelumnya seperti pohon buah-buahan, kayu dan penghasil resin.

Tumpang Sari Padi di Kebun Karet


RAS 2 adalah sistem agroforestri yang lebih kompleks, melibatkan penanaman pohon penghasil kayu, buah dan karet dengan kepadatan pohon karet 550 batang dan pohon non karet 90 - 250 batang per hektar. Sistem ini lebih intensif daripada RAS 1 karena membutuhkan frekuensi penyiangan yang lebih tinggi dan penggunaan pupuk yang lebih rutin. Para petani didorong untuk menanam padi ladang (lahan kering)  dan tanaman pangan lain yang bisa dijual selama dua atau tiga tahun pertama sambil menunggu proses pertumbuhan pohon karet.

Sistem ketiga yang dirancang oleh World Agroforestry Centre (RAS 3) bertujuan untuk merehabilitasi padang alang-alang di Kalimantan yang telah terdegradasi. Seperti RAS 2, RAS 3 adalah sistem agroforestri kompleks dengan pohon karet dan pohon lain yang ditanam dengan kepadatan sama. Pada tahun pertama, para petani menanam tumbuhan kacang-kacangan penutup tanah dan tanaman pohon tahunan untuk menekan pertumbuhan alang-alang (Imperata grassland).

Sumber  :
Pye-Smith C. 2013. AGROFORESTRI KARET: BENARKAH KAYA AKAN IMBAL JASA LINGKUNGAN? Penelitian di Indonesia ini dilakukan untuk menggali informasi mengenai upaya petani-petani kecil dalam meningkatkan produksi karet, mempertahankan keanekaragaman hayati, dan menyediakan keuntungan tambahan berupa jasa lingkungan. In: Tarman AE, Janudianto, dan Rahayu S, eds. Trees for Change no.08. Nairobi, Kenya: World Agroforestry Centre (ICRAF). 32p

Jumat, 14 Oktober 2016

MENGENAL BEE POLLEN


Selain madu yang dikenal luas khasiatnya oleh masyarakat, produk lebah lainnya adalah bee polen atau serbuk sari lebah juga dipercaya bermanfaat bagi kesehatan tubuh.  Bee pollen merupakan salah satu sumber makanan bergizi tinggi yang dapat mendukung kesehatan tubuh.  Bee pollen dipercaya memeiliki manfaat bagi kesehatan karena mengandung sejumlah zat penting seperti asam amino, vitamin dan mineral, enzim serta protein, karbohidrat dan lemak.  Bee pollen merupakan gabungan dari serbuk sari tanaman yang dikumpulkan lebah serta nektar dan liur lebah.  Ketiga bahan ini disimpan di dalam kantung pada kaki lebah.  Bee pollen adalah makanan bergizi lengkap sehingg sering disebut super food.  Fitonutrien yang ditemukan pada bee pollen jumlahnya ribuan.  Zat gizi yang termasuk dalam kategori polifenol ini berfungsi sebagai anti oksidan.  Bee pollen mengandung anti oksidan yang paling aktif diantara makanan lainnya.

MENGENAL BEE POLLEN

Bee Pollen berasal dari kata Bee (lebah) dan Pollen (serbuk sari bunga jantan), jadi Bee Pollen berarti Serbuk Sari Bunga Jantan yang diambil oleh lebah dan digunakan sebagai makanan pokok dari seluruh koloni lebah madu.  Istilah yang sering digunakan oleh para peternak untuk Bee Pollen adalah “Roti Lebah”. Proses pengambilan Bee Pollen itu sendiri sangat sederhana. Sewaktu lebah menghisap nektar (bakal madu) dari bunga, serbuk sari bersama nektar dan liur lebah terkumpul kemudian disimpan pada kantung pollen yang terdapat pada kakinya. Bee Pollen adalah unsur reproduksi jantan pada tumbuhan yang berbentuk debu halus yang berwarna kuning keemasan. Pollen terdapat pada benang sari bunga tanaman. Setiap butir pollen mengandung 100.000 hingga 5 juta spora pollen, yang masing-masing memiliki kemampuan untuk bereproduksi sehingga terbentuklah bunga, buah, padi-padian, pohon, dan sebagainya.

NILAI NUTRISI BEE POLLEN

Bee Pollen mengandung zat gizi yaitu: 
  • Zat Hidrat Arang 
  • Protein (dalam bentuk asam amino esensial) 
  • Asam lemak esensial 
  • Vitamin 
  • Mineral 
  • Enzym Hormon-hormon yang dibutuhkan tubuh untuk proses regenerasi sel-sel jaringan.
Dengan komposisi zat gizi yang seperti di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa Bee Pollen sangat cocok sebagai makanan kesehatan terutama yang tujuannya untuk menguatkan sel-sel jaringan tubuh agar tidak mudah rusak akibat proses metabolisme pembakaran yang menghasilkan ENERGI. Bee pollen mengandung sekurangnya 18 asam amino, termasuk 8 di antaranya yang esensial. Selain itu, bee pollen mengandung lebih dari 12 vitamin, 28 mineral, enzim dan koenzim yang tidak terhitung jumlahnya, 14 asam lemak penting, 11 karbohidrat, dan 25%-35% dari beratnya merupakan protein. Pollen mudah dicerna dan sangat kaya akan gizi bagi manusia.

MANFAAT BEE POLLEN

 Karena memiliki khasiat sebagai pembangunan sel, penguat diri, maka kegunaan dari konsumsi Bee Pollen menjadi sangat penting bagi perawatan kesehatan, optimalisasi stamina tubuh (tidak mudah lelah) dan meningkatnya daya tahan tubuh secara keseluruhan, baik terhadap bibit penyakit maupun terhadap tekanan sik dan psikis (kejiwaan). Oleh sebab itu tidaklah berlebihan bila manfaat Bee Pollen bagi individu sehat antara lain:
  • Mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama sel jaringan otak. 
  • Penambahan gizi bagi wanita hamil dan menyusui. 
  • Meningkatkan daya berpikir dan daya konsentrasi baik untuk anak, remaja, usia sekolah dan dewasa. 
  • Meningkatkan stamina tubuh bagi para penggemar olah raga, untuk mencapai prestasi tertinggi.
  • Meningkatkan daya kekebalan tubuh terhadap berbagai serangan bibit penyakit. 
  • Sebagai stabilisator sistem metabolisme tubuh. 
  • Mempertahankan dan memelihara sistem reproduksi baik pria maupun wanita.
 CARA KONSUMSI BEE POLLEN

Bee Pollen dengan segala kandungannya dapat dikonsumsi sebagai nutrisi tambahan atau sebagai bahan atau sumber obat. Sebagai obat bee pollen sering disebut memiliki khasiat mengobati penyakit, seperti asma, alergi, persoalan pencernaan hingga menjaga metabolisme tubuh. Meski demikian, konsultasi ke dokter sebelum mengkonsumsi bee pollen sangat dianjurkan [2].

EFEK SAMPING BEE POLLEN

Efek Samping Bee Pollen perlu diwaspadai. Kewaspadaan perlu ditingkatkan apabila Anda pertama kali mengkonsumsi makanan ini dan jika anda berniat mengkonsumsi makanan ini dalam jangka waktu yang panjang. Reaksi tubuh berupa alergi merupakan salah satu resiko terbesar yang kerap muncul. Tingginya protein dalam bee pollen memancing reaksi tubuh. Reaksi berupa alergi, seperti pembengkakan pada beberapa bagian tubuh, rasa gatal yang kuat hingga kulit yang memerah merupakan salah satu resiko atau efek samping konsumsi bee pollen. Sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum konsumsi. Selain itu, konsumsi bee pollen pertama kali baiknya memertimbangkan jumlah pollen yang dimakan. Baiknya, saat pertama kali bee pollen dikonsumsi secara terbatas, seperti seujung sendok makan (bukan penuh).

APAKAN BEE POLLEN AMAN DIKONSUMSI ?

Konsumsi Bee Pollen pada dasarnya aman. Meski demikian konsultasi kepada dokter sangat dianjurkan sebelum konsumsi ini terutama untuk konsumsi jangka panjang. Bee Pollen perlu disadari dapat membangkitkan beberapa reaksi alergi, seperti gangguan pernafasan, gatal dan pembengkakan pada beberapa bagian tubuh. Pastikan anda tidak memiliki alergi tertentu apabila mengkonsumsi. Ibu Hamil  sebaiknya menghindari konsumsi makanan ini.  Bee Pollen masuk sebagai salah satu makanan pantangan selama ibu hamil.

Jumat, 09 September 2016

PRODUK LEBAH MADU



A. Madu

Madu mengandung berbagai jenis komponen yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Komponen yang dimaksud yaitu karbohidrat, asam amino, mineral, ensim, vitamin dan air. Komposisi nutrisi madu tampak pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Nutrisi Madu

No
Komposisi
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Air
Fruktosa
Glukosa
Maltosa
Karbohidrat
Sukrosa
Ensim, Mineral, dan Vitamin
Energi (Kalori/100 gram)
17,0 %
38,5 %
31,0 %
7,2 %
4,2 %
1,5 %
0,5 %
294,0 %
Laporan penelitian di rumah sakit Uni Soviet telah membuktikan bahwa madu dapat menyembuhkan luka-luka pada usus dua belas jari, memperlancar peredaran darah dan dapat menormalkan komposisi darah.

Madu yang dioleskan pada luka bakar atau infeksi, menurut hasil penelitian dapat mengeringkan luka tersebut dalam waktu 10 hari. Diketahui pula bahwa madu dapat mengeluarkan glutathion dari luka sehingga mempercepat sembuhnya luka atau infeksi.

B. Royal Jelly

Royal jelly adalah salah satu jenis makanan yang baik dengan kandungan nutrisi yang sangat kompleks, bahkan lebih kompleks dibandingkan dengan makanan hewani lainnya. Seringkali royal jelly menjadi topik perbincangan hangat dikalangan kaum pria, terutama tentang manfaat dan khasiatnya dalam memelihara, menjaga kebugaran, serta meningkatkan vitalitas tubuh. Komposisi nutrisi dalam royal jelly tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Nutrisi Dalam Royal Jelly

No
Komposisi
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kadar Air
Protein Kasar
Gula Total :
a.      Fruktosa
b.      Glukosa
c.      Sukrosa
d.      Lain-lain
Asam Lemak Total
Abu :
a.      Mineral K
b.      Mineral Mg
c.      Mineral Na
d.      Mineral Ca
e.      Mineral Zn
f.        Mineral Fe
g.      Mineral Cu
h.      Mineral Mu
Bahan yang belum teridentifikasi
67,0 %
12,5 %
11,0 %
6,2 %
4,2 %
0,3 %
0,5 %
5,0 %
1,0 %
5,500 mg/g
700 mg/g
600 mg/g
300 mg/g
80 mg/g
30 mg/g
25 mg/g
7 mg/g
3,5 %
Dunia karbohidrat dan farmasi modern pun telah merekomendasikan royal jelli untuk pengobatan yang pertama kali oleh Prof. R. Chauvin dari University of Sarbone Perancis pada tahun 1922. Sejak saat itu royal jelly menjadi terkenal.

Penggunaan royal jelly untuk pengobatan beberapa penyakit antara lain; asma, alergi, bronchitis, kejang-kejang dan impotensi. Selain itu, pemakaian royal jelly sebagai masker secara rutin menjelang tidur sangat membantu merawat kulit wajah dari  gangguan jerawat.

C. Serbuk Sari (Bee Pollen)

Bee Pollen seringkali disebut sebagai intisari kehidupan karena kandungan nutrisinya sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, terutama untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh.   Istilah yang sering digunakan oleh para peternak untuk Bee Pollen adalah “Roti Lebah”. Proses pengambilan Bee Pollen itu sendiri sangat sederhana. Sewaktu lebah menghisap nektar (bakal madu) dari bunga, serbuk sari bersama nektar dan liur lebah terkumpul kemudian disimpan pada kantung pollen yang terdapat pada kakinya.
Bagaimana Cara Lebah Mengumpulkan Pollen? Selain menghisap madu lebah juga mengumpulkan pollen, yaitu dengan cara mengkikis bubuk pollen dari benangsari bunga dengan menggunakan rahang dan kaki depanya. Setelah polen dibasahi dengan madu maka kaki belakang lebah yang dilengkapi sisir pollen akan menyisir polen dan memasukannya kekantong polen yang ada di kaki belakang tersebut.

Bee pollen mengandung; 10 jenis asam amino, protein esensial, asam lemak esensial, 10 jenis mineral, vitamin A, B, C, D, dan E, hormon pertumbuhan, hormon reproduksi dan berbagai jenis alkaloid yang mempunyai khasiat dalam melakukan stabilitasi metabolisme sel dan pertumbuhan sel normal (regenerasi – rehabilitasi) pada umumnya.

Seorang ilmuan Rusia mengandakan penelitian terhadap 200 orang yang berumur panjang di sekitar  Kaokasehi Rusia. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa umur panjang berhubungan dengan bee pollen yang terdapat didalam madu yang selalu dokonsumsi. Selain itu bee pollen juga mempunyai khasiat antara lain; meningkatkan daya tahan tubuh, memperlambat proses penuaan, menurunkan kolesterol, memperlancar fungsi pencernaan dan mengobati asma.

D. Propolis

Propolis adalah bahan perekat bersifat resin yang dikumpulkan lebah pekerja dari kuncup, kulit atau bagian lain dari tumbuhan. Dalam sarang, propolis digunakan oleh lebah pekerja untuk menutup celah-celah, mendempul retakan-retakan, memperkecil lubang dan menutup lubang.
Propolis disebut juga lem lebah, dihasilhan dari tunas pohon tertentu yang dikumpulkan lebah kemudian mencampur bahan resin dengan sekresi saliva dan lilin lalu digunakan untuk mensterilkan pintu masuk sarang. bukan hanya itu propolis bertugas mensterilkan bagian dalam sarang terhadap kuman, bakteri dan virus. dimana didalam sarang terdapat ratu sarang yang bertugas untuk bertelur.

Susunan kimia propolis sangat kompleks antara lain mengandung zat aromatik, zat wangi dan mineral. Propolis sudah digunakan dalam berbagai obat jadi dari pabrik farmasi antara lain untuk luka dan tampal gigi. Hal ini sangat memingkinkan karena didalam propolis terdapat sifat antibiotik.

E. Lilin Lebah (Malam, Beeswax)

Dalam proses pembentukannya malam disekresikan oleh kelenjar lilin (wasx grands) yang terdapat pada bagian bawah dari perut lebah pekerja.

Penggunakaan malam tidak hanya terbatas pada bidang industri lilin saja, tetapi telah meluas pada industri-industri lainnya seperti industri kosmetika dan industri farmasi. Selain itu malam lebah yang sudah diproses juga dibutuhkan sebagai bahan untuk batik tradisional – modern.

F. Racun Lebah (Bee Venom)

Racun lebah (apitoxin)  dihasilkan dari lebah pekerja. Apitoxin disekresikan oleh kelenjar racun dalam bentuk cairan bening dengan bau tajam, rasanya pahit dan pedas, aromanya spsifik serta cepat kering.

Apitoxin mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain; triptofan, kolin, gliserin, asam fosfat, asam falmitat, asam lemak, asam vitelin, apromin, peptida, ensim, hystamin, dan mellitin.

Perkembangan penelitian modern membuktikan bahwa racun lebah dapat digunakan untuk pengobatan. Ada beberapa jenis penyakit yang dapat disembuhkan melalui sengatan lebah antara lain; penyakit neuritis, penyakit reumatik otot, penyakit asthma bronchial, penyakit pembuluh darah kapiler dan penyakit impoten.
Sumber  :
https://terapimadu.wordpress.com/2009/05/07/produk-%E2%80%93-produk-dari-lebah-madu-dan-manfaatnya/ 
 http://manfaatbeepollen.com/
http://istanamadu.com/category/tentang-produk-lebah/

Jumat, 19 Agustus 2016

Kopi Liberika di Kecamatan Seimenggaris

KOPI LIBERIKA (Coffea liberica) merupakan jenis kopi peninggalan Belanda di Indonesia yang sudah jarang dijumpai.  Kopi ini dikembangkan  pada abad ke 19 untuk menggantikan kopi arabika terhadap serangan penyakit karat daun.  Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika.  Namun ternyata usaha ini tidak memenuhi harapan karena kopi liberika juga tidak tahan penyakit karat daun sehingga kopi liberika diganti dengan kopi robusta.  Diketahui bahwa daya tahan kopi liberika terhadap penyakit karat daun lebih baik dari kopi arabika namun tidak lebih baik dari kopi robusta.
Kopi liberika umumnya kurang disukai karena rasanya terlalu asam.  Jenis Liberika ini sekarang sulit dijumpai karena hanya ditanam secara terbatas, tidak sebanyak kopi arabika dan robusta.  Di indonesia jenis kopi liberika ditemukan di daerah Jambi dan Bengkulu.

Kopi liberika masih ditanam oleh petani di Kecamatan Seimenggaris walaupun tidak ditanam secara luas.  Selama ini oleh petani setempat, kopi liberika tersebut biasanya dinikmati atau untuk konsumsi sendiri dan suguhan untuk tamu dan sebagian dijual dalam bentuk minuman kopi di warung kopi.

Kebun Kopi Liberika di Kecamatan Seimengaris

Mengingat secara geografi dan iklimnya sesuai untuk pertumbuhan kopi liberika.  Sekitar 96% wilayah kecamatan seimenggaris berada di ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut.  Iklim kecamatan seimenggaris termasuk sangat basah, curah hujan tahunan rata-rata 2.500 mm dengan suhu udara 23-32ºC. 

Dikutip dari laman www.jurnalbumi.com, kopi liberika tumbuh baik di daerah tropis dataran rendah dengan ketinggian sampai 400-600 m.  Namun tetap timbuh dan berbuah hingga ketinggian 1.200 m.  Suhu ideal pertumbuhannya pada 27-30ºC dengan curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun.  Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik pada lahan yang tersinari penuh maupun di bawah naungan pohon lain.  Kopi liberika juga memiliki toleransi yang tinggi pada tanah yang kurang subur.  Jenis tanaman ini bisa tumbuh di atas tanah lempung hingga berpasir serta tahan terhadap kekeringan dan cuaca basah.

Buah Matang Kopi Liberika

Buah kopi liberika memiliki bentuk yang cukup besar.  Bentuknya bulat hingg lonjong dengan panjang sekitar 18-30 mm.  Dalam satu buah terdapat 2 biji kopi yang masing-masing memiliki panjang sekitar 7-15 mm.  Di antara jenis kopi budidaya lainnya, liberika memiliki ukuran buah paling besar.  Namun meski buahnya besar, bobot keringnya hanya 10% dari bobot basah.  sifat ini kurang disukai petani karena penyusutan bobot panennya hingga siap olah cukup tinggi.  Keadaan ini membuat petani engga mengembangkan kopi liberika.

Senin, 25 Juli 2016

PEMBUATAN BOKASHI

BOKASHI adalah pupuk organik hasil fermentasi dengan mokro organisme pengurai yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.  Sumber bahan bokashi antara lain berasal dari limbah organik seperti sisa tanaman (jerami dan daun tanaman) sampah rumah tangga, kotoran ternak, arang sekam dan abu dapur.  Bokashi merupakan pupuk organik yang dihasilkan melalui fermentasi dengan pemberian EM4.  Kata bokashi diambil dari bahasa jepang yang berarti bahan organik yang terfermentasi.  oleh orang indonesia kata bokashi dipanjangkan menjadi "bahan organik kaya akan sumber kehidupan".

SIFAT-SIFAT BOKASHI
  1. memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan
  2. memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak berderai
  3. menambah daya ikat pada tanah
  4. memperbaiki porositas tanah
  5. meningkatkan daya ikat tanah terhadap hara
  6. mengandung zat hara lengkap walaupun dalam jumlah sedikit
  7. membantu proses pelapukan bahan mineral
  8. memberi ketersediaan bahan makanan bagi mokroba tanah
  9. menurunkan aktivitas mikroornagisme tanah yang merugikan
PEMBUATAN BOKASHI

Bahan dan alat  :
  1. 50 kg bahan organik (serasah dedaunan, batang pisang, rumput dan daun)
  2. 50 kg kotoran ternak yang agak kering
  3. 5 kg dedak (jika tersedia)
  4. 500 g gula merah
  5. 500 ml larutan EM4 atau dapat menggunakkan MOL (mikro organisme lokal) yang dibuat sendiri
  6. 15 liter air
  7. cangkul
  8. sekop
  9. parang
  10. gembor
  11. ember dan kayu pengaduk
  12. gelas ukur
  13. terpar 2 buah
 Mikroorganisme pengurai EM4





 TAHAP PEMBUATAN BOKASHI




  1. Hancurkan gula merah, campur ke dalam air hingga larut.  Masukkan  500 ml bakteri pengurai dan aduk.  Tuangkan ke dalam gembor.
  2. Secara terpisah, cacah bahan hijau organik.  Tidak perlu terlalu halus.
  3. Buat lapisan awal dari kotoran ternak setinggi 15 cm, kemudian taburkan dedak.  Tumpuk dengan bahan hijau setebal 15 cm.  Lalu siram dengan larutan gula dan bahketri pengurai sampai seluruh permukaan terlihat basah.
  4. ulangi proses tersebut : buat lapisan berselang-seling antara kotoran ternak dan bahan organik sampai habis
  5. Tutup adonan dengan terpal atau plastik.
  6. Pasang terpal untuk melindungi dari hujan dan sinar matahari langsung.
  7. Biasanya setelah 1 hari, tumpukan akan mulai panas.  Biarkan selama 2-4 hari untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma.  Jangan membiarkan proses berlangsung lebih dari 4 hari karena dapat membunuh bakteri pengurai bokashi.
  8. Setelah hari ke-4, aduk pupuk dan siram dengan air jika adonan mengering.  Tutup kembali adonan.
  9. Aduk setiap seminggu sekali sampai bahan organik terurai.
  10. Bokashi siap dipakai kira-kira 1 bulan setelah pembuatan.

CIRI-CIRI BOKASHI YANG SUDAH MATANG

Ciri-ciri bokashi yang sudah matang yaitu  :
  1.  Berwarna gelap
  2. Bertekstur gembur
  3. Tidak lengket
  4. Suhu relatif dingin (25 derajat Celcius)
  5. Tidak berbau busuk
 PENGGUNAAN BOKASHI DI KEBUN CAMPURAN



  1. Gali cekungan di sekeliling tanaman sejaajr dengan tajuk.
  2. Taburkan pupuk pada cekungan dan tutup dengan tanah agar kandungan pupuk tidak menguap 
  3. Masukkan pupuk ke lubang tanam dan biarkan selama 1 minggu.  Setelah 1 minggu, masukkan ke dalam lubang tanam.
  4. jadikan penutup tanah (mulsa) pada tanaman sayuran dan buah-buahan.

Jumat, 24 Juni 2016

APA ITU AGROFORESTRI ?

APA YANG DIMAKSUD AGROFORESTRI?

Agroforestri adalah sistem dan teknologi penggunaan lahan secara terencana, dilaksanakan pada satu unit lahan dengan mengkombinasikan tumbuhan berkayu dan tanaman pertanian yang dihasilkan pada waktu yang bersamaan atau bergiliran.
Agroforestri penanaman sengon, pisang dan kopi

Ciri-ciri agroforestri antara lain  :
  1. Minimal dua jenis tanaman semusim dan tahunan
  2. Siklus lebih dari satu tahun
  3. Dilaksanakan bersamaan atau bergilir dalam satu periode
  4. Ada interaksi ekologi, ekonomi, sosial
  5. Memiliki minimal dua macam produk
  6. Minimal mempunyai satu fungsi jasa


Produk Agroforestri


SISTEM AGROFORESTRI

1.  Agroforestri sederhana yaitu perpaduan antara tanaman pohon dan tanaman semusim yang dilakukan secara tumpangsari

Agroforestri tanaman jati dan nanas

2.  Agroforestri kompleks yaitu pengelolaan lahan dengan melibatkan banyak jenis pohon sehingga menyerupai ekosistem hutan

Agroforestri tanaman durian, kopi, damar dalam satu kompleks penanaman

BENTUK AGROFORESTRI DI INDONESIA

1.  Agrosilvikultur ; kombinasi pertanian dan kehutanan


2.  Silvopastura ; kombinasi kehutanan dan peternakan


3.  Silvofishery ; kombinasi kehutanan dan perikanan





4.   Apiculture ; Kombinasi kehutanan dan lebah





Sumber  :  Booklet Agroforestri.  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Tahun 2012

Jumat, 20 Mei 2016

TEKNIK PEMBUKAAN LAHAN TANPA BAKAR



TEKNIK PEMBUKAAN LAHAN TANPA BAKAR (PLTB) UNTUK USAHA PERKEBUNAN PADA AREAL PENGGUNAAN LAIN (APL)

Undang-undang nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan pasal 26 mengamanatkan bahwa setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan/ atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi ling kungan hidup.  Setiap pelaku usaha perkebunan dilarang keras untuk melakukan pembukaan lahan denga cara membakar, dalam pasal 48 ayat 1 telah menyatakan bahwa setiap orang yang dengan sengaja membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 26, diancam dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10 milyar.  Dan ayat 2 menyatakan jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang mati atau luka berat, pelaku diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 15 milyar.
Pelaksanaan pembukaan lahan tanpa bakar wajib dilaksanakan setiap pelakuk usaha perkebunan.  Pelaksanaan  pembukaan lahan tanpa bakar untuk pengembangan usaha perkebunan disesuaikan dengan kondisi vegetasi yang akan dibuka, yang dapat berupa areal vegetasi tumbuhan kayu, peremajaan kebun, semak belukar dan lahan gambut.  Pembukaan lahan APL berupa hutan dengan sistem manual dapat dilaksanakan dengan urutan  :

a.       Membuat Rintisan
Semak belukar dan pohon kecil yang berdiameter 10 cm dibabat dan dipotong sehingga merupakan jalan di dalam areal untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya.

b.      Mengimas
Penebasan semak dan pohon kayu yang berdiameter hingga 10 cm dengan menggunakan parang atau kapak.

c.       Menebang
Pohon kayu berdiameter lebih dari 10 cm ditebang dengan menggunakan kapak atau gergaji rantai.  Tinggi penebangan tergantung pada diameter batang seperti di bawah ini  :

-          Diameter 10 – 20 cm, tinggi tebangan 40 cm
-          Diameter 21 – 30 cm, tinggi tebangan 60 cm
-          Diameter 31 – 75 cm, tinggi tebangan 100 cm
-          Diameter lebih dari 75 cm, tinggi tebangan 150 cm

Penumbangan dimulai dari pinggir ke tengah berbentuk spiral.  Pohon ditebang ke arah luar agar tidak menghalangi jalur traktor seperti pada gambar berikut  :




d.      Merencek
Cabang dan ranting pohon yang telah ditebang, dipotong dan dicincang (direncek)

e.      Membuat Pancang Kepala/Jalur Tanam
Pancang jalur tanam dibuat menurut antar barisan tanaman (gawangan).  Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembersihan jalur tanam dan hasil rencekan.

f.        Membersihkan Jalur Tanam
Hasil rencekan ditempatkan pada lahan di antara jalur tanaman dengan jarak 1 meter di kiri kanan pancang.  Dengan demikian diperoleh 2 meter jalur yang bersih dari potongan-potongan kayu seperti pada gambar di bawah ini  :




Kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuka lahan APL yang masih berbentuk hutan adalah sebagai berikut  :

NO
KEGIATAN KERJA
STANDAR HOK PER HA
Hutan Primer
Hutan Sekunder
1
Membabat rintisan dan mengimas
25
15
2
Menebang
30
20
3
Merencek
20
15
4
Membuat pancang jalur tanam
5
3
5
Membersihkan Jalur tanam
20
15

JUMLAH
100
68

Jika HOK Rp. 50.000/hari maka biaya yang diperuntukkan untuk membuka APL berhutan per hektar adalah
5.000.000
3.400.000

Biaya yang diperlukan untuk membuka lahan pada APL yang masih berbentuk hutan  pada setiap hektarnya pada hutan primer sebesar Rp 5.000.000 dan pada hutan sekunder Rp 3.400.000.  pengeluaran pembukaan lahan tersebtu dapat diminimalisir apabila kayu bekas tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk kompos dan dibuat arang yang memiliki nilai ekonomis.


Sumber  :  Pedoman Pembukaan Lahan Tanpa Bakar, Direktorat Perlindungan Perkebunan, Direktoret Jenderal Perkebunan, 2007.

Sekolah Lapang Budidaya Ulat Sutera

SEKOLAH LAPANG BUDIDAYA ULAT SUTERA Sekolah Lapang Budidaya Ulat Sutera Sekolah lapang adalah kegiatan proses belajar mengajar deng...