JABON (Anthocephalus
cadamba Miq.)
Nama perdagangan :
Jabon, Hanja, Kelampayan
Nama botanis : Anthocephalus cadamba (Roxb) Miq.
Sinonim :
Anthocephalus chinensis (Lamk) Rich.
Famili :
Rubiaceae
Sebaran tumbuh :
Sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi, Nusa
Tenggara Barat dan
Irian Jaya 2).
Tumbuh pada ketinggian 0
– 1000 m dpl
dengan curah hujan kurang dari 1920
mm/tahun. Tumbuh pada tanah ringan,
berdrainase baik. Toleran terhadap tanah asam dan berdrainase
jelek tetapi bukan pada tanah tererosi.
Musim buah :
Umumnya musim buah masak terjadi pada bulan Maret – April.
Pengumpulan buah :
Buah dikumpulkan dengan cara memanjat dan memetiknya dari
pohon. Buah masak dicirikan oleh warnanya yang berubah
dari hijau menjadi coklat muda dan
daging buahnya telah lunak. Pohon mulai
berbuah pada umur 5 tahun danperkiraan produksi buah rata-rata per pohon
berjumlah 45 buah.
Ekstraksi benih :
Ektraksi benih dilakukan dengan metoda basah. Buah yang
sudah masak dimasukkan kedalam karung dan diperam selama 1 minggu. Pemberian
air terhadap benih yang diperam dilakukan setiap hari sehingga terjadi
fermentasi/pembusukan. Setelah diperam, buah diremas-remas/dicabik hingga
menjadi lapis-lapis kecil lalu dimasukkan kedalam bak berisi air. Benih yang masih bercampur lendir yang
terdapat di dalam bak disaring sebanyak 3 kali lalu diremas-remas. Air yang
terdapat dalam gumpalan benih bercampur lendir selama 2 jam, kemudian
dimasukkan ke dalam kain blacu dan diperas. Sebelum disaring, dilakukan
penjemuran disertai dengan terus menggaru untuk melepaskan lendirnya. Apabila sudah kering lendir akan menjadi debu.
Benih dan kotorannya kemudian disaring dengan cara lolos saringan 420 mikron
(35 mesh) tertahan pada ukuran saringan 250 mikron (60 mesh) untuk mendapatkan
benih yang memiliki sifat fisik dan fisiologik yang baik.
Penyimpanan benih :
Benih Jabon masih
memiliki jumlah kecambah sebesar 314 per 0,1 gram, setelah disimpan selama 18
bulan dalamwadah kantong plastik direfrigerator.
Perkecambahan :
Media perkecambahan adalah campuran pasir dan tanah halus (1
: 1), disterilisasi dengan cara digoreng selama 2 jam. Sebelum benih ditabur,
media disiram sampai jenuh. Bak tabur ditutup dengan plastik transparan.
Setelah penyiraman pertama, penyiraman selanjutnya dilakukan pada hari ke-7
minggu ke-10. Setelah periode tersebut,
plastik dibuka dan dilanjutkan dengan penyiraman setiap hari sekali dengan
sprayer yang halus selama kurang lebih 1 bulan.
Pencegahan Hama dan
Penyakit :
Pencegahan terhadap benih apabila terserang Penyakit (jamur)
adalah dengan memberikan fungisida sepertiDithaneM-45 (2 gram/liter air).
Persemaian :
Media semai yang dipergunakan : Ukuran polybag 10 x 15 cm.
Media bibit adalah campuran pasir + tanah + kompos daun (7:2:1). Pemupukan dilakukan setelah bibit berumur
2-minggu dengan pupuk NPK cair (5 gram/I liter air). Pemupukan dilakukan setiap
2 minggu sekali sampai bibit siap tanam pada umur 2 bulan. Dalam persemaian
diperlukan shaddingnet dengan naungan 40%.
Nurhasybi dan Muharam A.,
2010. Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia ; Jilid I. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambahkan Komentar