Minggu, 14 Desember 2014

Budidaya Kemiri



BUDIDAYA KEMIRI
(Aleurites moluccana  Willd)




 Kemiri  (Aleurites moluccana  Willd) berasal dari kepulauan Maluku. Tanaman ini menyebar dari sebelah timur Asia hingga Fiji di kepulauan  Pasifik. Di Indonesia kemiri tersebar luas di hampir seluruh wilayah Nusantara. Luasnya penyebaran kemiri di Nusantara terlihat juga dari  beragamnya  nama daerahnya. Di Sumatera, kemiri disebut  kereh, kemili, kembiri,  tanoan, kemiling, atau  buwa kare; di Jawa, disebut midi, pidekan, miri, kemiri, atau muncang (Sunda); sedangkan di Sulawesi, disebut wiau, lana, boyau, bontalo dudulaa atau saketa. Tanaman kemiri berkembang  di Indonesia  di daerah-daerah seperti Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung,  Sumatera  Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, Kalimanatan Selatan, Kalimanatan  Timur, Bali,  Lombok, Sulawesi, Maluku, Timor, Kalimantan Barat, Bau-Bau  dan sekitarnya.  Walaupun tanaman kemiri mudah tumbuhnya, namun sampai saat ini pengusahaannya hanya oleh petani belum dikembangkan secara perkebunan.

SYARAT TUMBUH
Kemiri tumbuh dengan baik pada tanah-tanah kapur, tanah-tanah berpasir di pantai. Tetapi dapat juga  tumbuh pada  tanah-tanah podsolik yang kurang subur sampai yang subur dan pada tanah-tanah latosol. Tanaman kemiri dapat tumbuh dan berproduksi baik pada ketinggian 0 – 800 meter di atas permukaan laut,  walaupun dibeberapa tempat dapat  juga tumbuh pada ketingian 1.200 meter dpl. Tanaman kemiri dapat tumbuh pada  lahan datar, bergelombang dan bertebing-tebing curam. Ditinjau dari kondisi iklimnya, tanaman kemiri dapat tumbuh di daerah-daerah yang beriklim kering dan basah.  Tanaman kemiri dapat tumbuh di daerah dengan jumlah curah hujan 1.500 – 2.400 mm per tahun dan suhu 200C – 270C. 

 
BAHAN TANAMAN
Ketersediaan bibit  tanaman merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi dalam upaya pengembangan komoditi  kemiri. Untuk mendapatkan bibit tanaman kemiri  dapat ditempuh dengan 3 cara yaitu: (1) generatif; (2) vegetatif; dan (3) sambungan.

PENYIAPAN LAHAN
Lahan yang akan dipakai untuk budidaya tanaman kemiri harus bersih dari gulma dan dari tanaman yang tidak bermanfaat.  Sebab gulma  tersebut  dapat mengganggu pertumbuhan  dari tanaman kemiri tersebut. Jarak tanam untuk tanaman kemiri sesuai dengan tujuannya; bila usaha budidaya kemiri ditujukan untuk mengahsilkan biji, maka jarak  tanamnya adalah 10x10 meter, sedangkan bila untuk menghasilkan kayu untuk pulp, jaraktanamnya lebih rapat yaitu 4x4 meter. Lakukan pengajiran sesuai dengan jarak tanam yang akan dipakai, pengajiran harus lurus muka, belakang dan kesamping kiri kanan. Pada ajir dibuat lobang dengan ukuran 60x60x60 cm. Pada saat menggali lobang, sebagian tanah galian lapisan atas harus dipisahkan. Kemudian tanah galian lapisan bawah dicampur dengan pupuk kandang secara merata dengan perbandingan 1:1.  Jika penanam dimusim kemarau, lobang dapat langsung ditimbun dengan campuran media di atas, dan bibit dapat segera ditanam. Bila musim hujan, sebaiknya campuran tanah dan pupuk kandang tersebut dibiarkan sementara waktu di dekat lubang tanam. Tujuannya adalah untuk menurunkan kemasaman tanah. Setalah campuran tanah mengering sudah dapat dimasukan ke dalam lubang dan bibit dapat segera ditanam.

PENANAMAN
Pada lobang tanam yang telah diisi dengan tanah dan pupuk kandang tersebut, tanam bibit kemiri dengan jalan melepas kantong plastiknya. Pada saat melepas kantong plastik usahakan agar perakaran bibit tidak rusak. Penanaman bibit harus diusahakan agar perakarannya teratur dan terbuka. 

PEMUPUKAN
Meskipun tanaman kemiri dapat tumbuh pada tanah yang marginal, bukan berarti tidak memerlukan pemupukan. Untuk mendapatkan produksi biji yang lebih banyak, tanaman kemiri perlu dipupuk secara rutin. Jenis pupuk yang diberikan dapat pupuk kandang (organik) atau pupuk kimia (anorganik).  Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan sekali setahun, dosis pada tanaman muda cukup 2 kg/pohon. Sedangkan untuk tanaman yang sudah berproduksi dapat diberikan pupuk kandang sebanyak 10-30 kg per pohon.  Jika pupuk yang diberikan jenis pupuk anorganik, maka dosis untuk masing-masing pupuk disesuaikan dengan umur tanaman. Pupuk kimia ini sebaiknya diberikan dua kali dalam setahun, yaitu awal dan akhir musim hujan. Dosis pemupukan adalah sebagai berikut: pada tanaman muda umur 1 tahun diberikan 20 gr Urea, 10 gr SP36, dan 10 gr KCl per pohon, sedangkan pada umur 2-6 tahun dapat 100-250 gr Urea, 80-75 gr SP36, dan 20-100 gr KCl per pohon, pada umur lebih dari 7 tahun diberikan 500 gr Urea, 250 gr KCl per pohon per tahun.

PEMANGKASAN
Pemangkasan pada tanaman kemiri bertujuan untuk antara lain:
§  Agar tanaman tidak terlalu tinggi dan percabangannya lebih banyak sehingga mudah melakukan panen.  Untuk tanaman yang berasal dari cangkokan, tanaman yang lebih pendek menghindari tumbangnya tanaman.  
§  Mempermudah perawatan seperti penyemprotan hama dan penyakit, membuang benalu dan sebagainya.
§  Dapat mempermuda bagian tanaman yang sudah tua.
§  Dapat mempercepat tanaman berbunga dan berbuah (mengatur C/N ratio), karena C/N ratio besarnya sedang, dapat merangsang pembungaan. 
Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, untuk pembentukan tunas-tunas baru memerlukan banyak air. Pemangkasan dilakukan terhadap cabang-cabang yang lemah, rusak, mati,  sakit, dan yang  terlalu berdesakan agar udara dan  sinar matahari masuk kedalam kanopi tanaman. Waktu pemberian pupuk dapat bersamaan dengan pemangksan ini.

POLATANAM
Di kebun petani tanaman kemiri biasanya tumbuh bercampur dengan tanaman lain, dalam satu areal jumlahnya tidak menentu satu atau dua batang.

HAMA
Hama yang menyerang daun: tungau (Tetranichiadae), moluska dan penggerek daun. Hama yang menyerang batang  adalah hama penggerek batang  biasanya dari famili Ceramicyadae. Tanda-tanda serangan adalah terdapat lubang-lubang pada  batang kemiri yang dalamnya mencapai 2 cm, mengeluarkan lendir dan bekas  gerekan. Hama yang menyerang akar kemiri adalah dari  golongan rayap.  Tanda-tanda serangan adalah  terdapat becak-becak hitam pada pemukaan akar dan pangkal batang.  Biasanya yang diserang adalah tanaman kemiri yang masih muda. Hama yang menyerang buah/biji :  Larva Dacus sp. dan kumbang penggerek buah.

PENYAKIT
Penyakit hawar daun cendawan, penyakit antraknosa, dan penyakit gugur buah muda.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambahkan Komentar

Sekolah Lapang Budidaya Ulat Sutera

SEKOLAH LAPANG BUDIDAYA ULAT SUTERA Sekolah Lapang Budidaya Ulat Sutera Sekolah lapang adalah kegiatan proses belajar mengajar deng...