Senin, 01 Desember 2014

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT



PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
Benih adalah blueprint kehidupan dari tanaman itu sendiri.  Benih adalah investasi sesungguhnya dalam bisnis perkebunan.  Hasil yang melimpah berasal dari sebutir benih.  Tanaman yang baik berasal dari bibit yang baik.  Bibit yang baik berasal dari benih yang baik.  Bibitan yang baik tidak ditandai dengan seleksi yang sedikit.  Perencanaan yang meliputi target tanam; kebutuhan kecambah untuk 1 ha diperlukan 200 kecambah; luas areal bibitan 1 m2 untuk 100 bibit prenursery menjadi 0,5 ha tanaman baru, 1 ha untuk 13.500 bibit main nursery menjadi 75 ha tanaman baru; media tanah prenursery dan mainnursery; sumber air penyiraman dan instalasinya; naungan untuk prenursery; baby bag dan poly bag; tenaga kerja, pupuk dan lain-lain.  Bila tidak ada perencanaan yang baik maka hal-hal ini bisa terjadi seperti lokasi bibitan yang tidak representetif; jarak tanam yang tidak standar; kultur teknis yang tidak standar; keterlambatan transplanting.
Media tanam yang baik untuk pembibitan adalah tanah lapisan atas (top soil) yang bertekstur remah.  Kalau tanah bertekstur liat maka kecambah bisa busuk akibat tergenang air; pertumbuhan bibit juga bisa terhambat termasuk bila menggunakan sub soil.  Sedangkan pada tanah yang mengandung logam tinggi mengalami defisiensi dan keracunan.  Sedangkan pasa tanah masam (gambut) bibit akan kuning.  Penambahan bahan organik yang belum matang benar mambuat kecambah mati.
Pembibitan yang baik diawali oleh perencanaan yang baik.
Contoh tabel perencanaan
Kegiatan
Bulan ke-
-3
-2
-1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Pemesanan benih












Persiapan areal bibitan













Sarana dan prasarana













Pengumpulan tanah pre nursery














Pengisian baby bag














Penerimaan kecambah














Penanaman kecambah














Pemeliharaan pre nursery











Seleksi pre nursery











Pengumpulan tanah main nursery













Pengisian poly bag main nursery













Transplanting ke main nursery














Pemeliharaan main nursery





Seleksi main nursery











Pindah tanam ke lapangan














Tanah yang baik untuk pembibitan adalah; top soil (20-40 cm dari permukaan tanah); gembur dan subur; memuliki pH tanah netral; bebas hama penyakit; tidak mengandung unsur logam berbahaya.  Persiapan media tanam sebagai berikut tanah dipisahkan dari potongan akar dan kayu, kemudian diayak dan langsung ditampung dalam kotak 1,5 m x 1,5 m x 0,6 m (1.200 kg tanah).  Setiap ketebalan 20 cm dicampur dengan pupuk RP 2 kg (0,2 kg/100 kg tanah).  Tanah dapat juga dicampur dengan ssolid (15%-20%) khusus untuk main nursery.  Satu kotak tanah dapat mengisi 55-60 polybag atau 1000-1200 baby bag.  Baby bag yang digunakan berukuran 15 x 20 cm dengan ketebalan 0,1 mm diisi sampai permukaan bibir baby bag.  Output mengisi baby bag adalah 400-450 bbuah perorang perhari termasuk menyusun dan menambah tanah.  Baby bag disusun rapi membentuk bedengan.  Lebar bedengan seukuran 12 baby bagsedang panjangnya disesuaikan denga areal.  Jalan kontrol antar bedengan + 50 cm.  1 m2 areal pre nursery dapat mensuplai 0,5 haareal baru.  Poly bag yang digunakan berukuran 42,5 x 50 cm dengan ketebalan 0,2 mm, diisi padat sampai bibir poly bag.  Output pengisian polybag 200-250  buah perorang/hari.  Polybag disusun rapi dengan jarak 90 x 90 x 90 cm segitiga sama sisi.  Output menyusun tanah 200-250/org/hari.  Satu hektar bibitan dapat memuat 13.500 bibit untuk 75 ha.
Standar Pemupukan Pre Nursery
Minggu Setelah Tanam
Cara Aplikasi
Urea (gr)
NPK (15-15-6-4)
3
Siram
0,1

4
Siram

0,1
5
Siram
0,2

6
Siram

0,2
7
Siram
0,2

8
Siram

0,5
9
Siram
0,5

10
Siram

1
11
Siram
1

Total

2
1,8

Bibit harus diberi naungan yang berfungsi untuk melindungi dari panas matahari dan curah hujan secara langsung.  Untuk pertumbuhan yang baik bibit sawit memerlukan air yang cukup.  Bila kekurangan penyiraman air maka kecambah bisa kering, daun tidak membuka (colante) dan berkerut, demikian juga di main nursery.  Sedang bila airnya asam tanaman bisa kuning, sehingga air perlu di-treatment.  Penyiraman di pre nursery dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore.  Dilakukan dengan selang yang ujungnya diberi mulut gembor, cirico, sumi samsui.  Dilakukan sampai kapasitas lapangan.  Penyiraman di main nursery dilakukan dengan menggunakan springkle dan durasinya disesuaikan dengan curah hujan.
Tabel Lama Penyiraman dengan Springkle dan Curah Hujan
Curah Hujan (mm)
Lama Penyinaran
0
1 jam 37’
1
1 jam 27’
2
1 jam 18’
3
1 jam 8’
4
58’
5
49’
6
39’
7
29’
8
19’
9
10’
10
0

Perkembangan bibit sawit juga sangat ditentukan dengan pemupukan.  Pemupukan yang tidak tepat membuat bibit mengalami defisiensi hara; pertumbuhan yang terhambat; mati karena salah aplikasi; terbakar akibat salah aplikasi atau melebihi dosis.  Pemeliharaan bibit dari gulma secara preventif sengan mengatur keseimbangan nutrisi tanaman, sanitasi dan kelembaban, kebersihan areal pembibitan dan sekitarnya.  Sedang secara kuratif dengan pengendalian secara  biologis, gulma pada polybag, sedang untuk gulma di luar polybag bila sudah di ambang ekonomis dangan pengendalian kimia.
Standar Pemupukan Main Nursery
Minggu Setelah Tanam
Cara Aplikasi
Urea (gr)
NPK (15-15-6-4)
12
Sebar

3
13
Sebar

3
14
Sebar

4
15
Sebar

4
17
Sebar

4
19
Sebar

7,5
21
Sebar

7,5
23
Sebar

7,5
25
Sebar

7,5
27
Sebar

7,5
29
Sebar

10
31
Sebar

10
33
Sebar
10
15
35
Sebar

15
37
Sebar

15
39
Sebar

15
41
Sebar
15
15
43
Sebar

18
45
Sebar

18
47
Sebar
20
18

Hama dan penyakit yang menyerang bibit di antaranya adalah apogonia dengan serangan lubang pada jaringan daun yang terkonsentrasi pada pinggiran daun.  Pengendalian dengan Decis 25 EC atau Sevin 85 S dengan konsentrasi 0,2.  Pada serangan berat penyemprotan  dilakukan 1-2 kali/minggu.  Hama kutu dengan serangan bercak klorothik kecil dalam jumlah banyak, kemudian berubah menjadi kuning dan akhirnya keperakan.  Pengendalian denan Ostation 200 ec konsentrasi 0,2 dengan arah semprot pada bagian bawah.  Hama belalang dengan serangan berupa lubang-lubang dimulai dari pinggiran daun.  Pengendalian dengan Decis 5 EC konsentrasi 0,2 penyemprotan disesuaikan dengan tingkat serangan.  Penyakit Anthracnose dengan gejala bagian daun dimulai dari ujung daun berwarna kecokelatan, terdapat batasan yang jelas antara jaringan daun yang sehat dan yang terserang.  Pengendalian menggunakan Daconil dan Dithane M45 bergantian 5-7 hari sampai serangan terkendali.  Penyakit Culvularia, berupa spot atau luka cokelat dengan batas orange.  Pengendalian sama dengan Anthracnose berseling 1-2 minggu.  Bila serangan berat afkir lalu bakar sampai tidak menular.
Penggunaan pestisida harus dilakukan secara hati-hati.  Waktu pindah tanam harus tepat agar bibit terhindar dari serangan penyakit dan stagnasi pertumbuhan.  Terlambat pindah ke main nursery mengakibatkan bibit terserang jamur Culvularia dan pertumbuhan terhambat.  Terlalu lama di main nursery juga membuat pertumbuhan bibit stagnan di lapangan.  Bibit dapat dipindah tanamkan setelah memilikai 3-4 helai dain (2,5-3 bulan).  Seleksi yang tepat di pembibitan akan mengahasilkan tanaman yang sesuai dengan potensi pertumbuhannya.
Hal yang penting dalam seleksi adalah amati rata-rata populasi secara umum; seleksi bibit abnormal karena sebab genetis; bila persen bibit normal melebihi standar seleksi harus diinvestigasi terlebih dahulu dan komunikasikan dengan sumber benih.  Sebagai contoh standar Socfindo 26 %.  Bibit yang sudah terseleksi jangan dirawat kembali.  Lima sikap kelola yang harus dimiliki dalam melakukan pembibitan adalah disiplin, teliti, sabar, jujur dan peduli.  (Media Perkebunan Edisi 127 Juni 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambahkan Komentar

Sekolah Lapang Budidaya Ulat Sutera

SEKOLAH LAPANG BUDIDAYA ULAT SUTERA Sekolah Lapang Budidaya Ulat Sutera Sekolah lapang adalah kegiatan proses belajar mengajar deng...